Jumat, 07 Maret 2014

HIV dan AIDS


 Perbedaan HIV dengan AIDS 

AIDS (acquired immuno deficiency syndrome) yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus yang dikenal dengan HIV (human immunodeficiency virus) yang menyerang system kekebalan tubuh.
Virus ini masuk kedalam tubuh dan menyerang sel limfosit tubh yang berperan sebagai pertahanan tubuh, penyakit ini akan berkembang menjadi AIDS. AIDS adalah kondisi medis berupa sindrom yang muncul dalam stadium lanjut dari infeksi HIV. Sebagian besar kasus penderita HIV yang tidak dilakukan penangan HIV secara tepat akhirnya akan berkembang menjadi AIDS.

Tahap awal infeksi HIV, penderita tidak memiliki gejala selama beberapa tahun, namun sebagian mengalami gejala mirip flu yang biasanya muncul 2-6 minggu setelah terinfeksi HIV.

Gejala awalnya adalah:
-          Demam menggigil
-          Nyeri sendi dan otot
-          Sakit Tenggorokan
-          Berkeringat
-          Pembesaran kelenjar getah bening
-          Ruam pada kulit
-          Kelelahan
-          Kelemahan
-          Penurunan berat badan
Setelah beberapa mingggu gejala ini akan menghilang, tidak ada gejala lanjutan selama beberapa tahun. Selama masa tidak bergejala ini, HIV terus berkembang yang bisanya memakan waktu kurang lebih 10 tahun.


Kemudian masuk ke tahap akhir dari infeksi HIV, yang jika tidak diobati HIV akan melemahkan penderita untuk melawan infeksi lainnya dari luar. Pada tahap ini dikenal dengan sebutan AIDS.

Tanda-tanda telah memasuki tahap AIDS:
-          Penglihatan kabur
-          Diare terus menerus lama/kronis
-          Batuk kering
-          Demam diatas 37°C selama berminggu-minggu
-          Kelelahan terus menerus
-          Penurunan berat badan
-          Sesak napas
-          Pembengkakan kelenjar getah bening
-          Bintik-bintik putih di lidah/mulut (infeksi jamur dimulut)

Pada tahap ini biasa terjadi penyakit lain yang dapat mengancam jiwa seperti infeksi susunan saraf pusat (meningitis), kanker (baik itu kaknker di mulut, paru, usus dan sebagainya), toksoplasmosis dan tuberkulosis. Penyakit-penyakit penyerta ini dapat masuk dan tanpa perlawanan dari tubuh setelah tubuh terinfeksi oleh HIV, dengan demikian jika tidak ditangani dengan tepat dan baik akan mengancam jiwa penderita HIV-AIDS.



 Bagaimana HIV menyerang 


Virus HIV termasuk dalam golongan retrovirus yang memiliki alur pembentukan gen yang terbalik (berbeda dengan kebanyakan makhluk). Olehkarena itu cara pembasmiannya berbeda dengan virus lain harus melalui cara khusus. Virus merupakan makhluk yang sederhana namun dapat melebur dengan sel tubuh kita dan menjadi parasit di tubuh sehingga dapat bereplikasi (menggendakan diri) menjadi jumlah banyak untuk menyerang tubuh kita. Virus HIV ketika masuk kedalam tubuh manusia, dia akan melebur masuk kedalam sel limfosit (yang fungsi seharusnya untuk pertahanan tubuh manusia), menginfeksi sel tersebut dan membunuh sel ini.

Akibat dari matinya sel-sel limfosit ini maka seperti barisan tentara yang melemah maka berdampak pada pertahanan tubuh kita, akhirnya bakteri atau kuman lainpun yang sifatnya ringan (pada awalnya) maka akan dengan mudah menginfeksi tubuh dan tak mampu diusir dari tubuh. Dengan lumpuhnya pertahanan tubuh maka kuman-kuman lain akan mudah masuk seperti pneumocytis carinii, tuberkulosis, citomegalovirus, kanker dan tubuh kita tak bisa melawannya akibat sel limfosit kita yang terus menurun oleh HIV (ditandai dengan pemeriksaan CD4).
Penderita akan lebih mudah terkena diare kronik, demam berkepanjangan, penyakit paru-paru seperti tuberkulosis, terkadang sampai terjadi infeksi otak yang menimbulkan penurunan kesadaran. Gejala tersebut dapat berlangsung 5 sampai 10 tahun setelah infeksi HIV pertama kali.


 Cara penularan HIV 


HIV hanya bisa menular melalui darah, cairan sprema dan cairan vagina, yang masuk melalui selaput kulit dan sampai ke pembuluh darah. Proses penularan dapat terjadi melalui:
  1. Hubungan seks dengan penderita, baik melalui vagina, anus ataupun oral
  2. Penggunaan jarum suntik bekas penderita HIV-AIDS
  3. Penularan dari ibu (penderita HIV) kepada anak yang dilahirkannya
Penularan dari ibu ke anak melalui plasenta 20%, melalui persalinan normal 70% dan melalui ASI sekitar 20%.

  1. Transplantasi organ atau penggunaan alat kesehatan yang tidak steril (misalkan melalui peralatan pembedahan atau pengobatan gigi)
  2. Transfusi darah yang tercemar oleh darah pengidap HIV misalkan dari jarum suntik yang dipakai bersamaan atau si pendonor yang mengidap penyakit HIV



 Penularan HIV tidak dapat terjadi melalui: 
  1. Keringat atau air mata penderita
  2. Berbagi makanan, menggunakan handuk, kolam renang, bantal, kasur, telepon atau dudukan toilet yang digunakan penderita.
  3. Digigit nyamuk atau serangga yang juga menggigit penderita HIV



Bagaimanapun mengerikannya infeksi HIV, alangkah lebih indah jika kita memberikan motivasi dan merangkul para penderita serta memerangi sumbernya penyebabnya, karena sebagian dari mereka adalah wanita (ibu rumah tangga) dan anak-anak yang tidak tahu menau bagaimana mendapat infeksi tersebut. Perangilah penyakitnya bukan penderitnya. 



created by:
dr. N. Silvia Carolina



Tidak ada komentar:

Posting Komentar