Minggu, 05 Januari 2014

Malaria


Malaria adalah penyakit infeksi yang bersifat akut maupun kronik, yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium yang ditandai dengan gejala khas demam, anemia dan splenomegali. Ketiga gejala ini ada pada malaria.




Plasmodium ini terdapat beberapa jenis yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium falciparum dan Plasmodium malariae. Masuknya protozoa ini diperntarai oleh nyamuk Anopheles, melalui gigitannya menularkan liur yang mengandung protozoa ini dan mengalir ke darah seterusnya menyebar keseluruh tubuh bahkan sampai ke otak.





Jika protozoa ini masuk ke aliran darah kemudian berkembang biak kemudian pecah sehingga mengeluarkan banyak merozoit, sehingga tibula gejala demam. Demam yang terjadi sangat khas pertama timbul gejala menggigil kemudian disusul dengan demam yang sangat tinggi lalu berkeringat.
Gejala klinis yang terlihat selain demam, dapat ditemukan seperti splenomegali, anemi karena penghancuran dari eritrosi yang berlebihan dan bisa ditemukan ikterus.


Demam pada malaria dapat membedakan jenis Plasmodium yang menginfeksi, karena demamnya tersebut dibagi menjadi malaria tersiana dan malaria quartana. Malaria tersiana adalah demam yang terjadi pada hari ketiga, laraia ini disebabkan oleh Plasmodium vivax dan ovale. Sedangkan malaria quartana disebabkan oleh Plasmodium malariae, demam muncul setiap hari ke 4.

Pada malaria ada isitilah yang disebut malaria laten yaitu waktu dimana penderita diluar serangan demam. Pada keadaan ini parasit tidak ditemukan di dalam aliran darah tepi penderita, tetapi bertahan masuk ke dalam jaringan hati.


Berbeda dengan relaps, relaps yaitu gejala infeksi yang timbul setelah serangan pertama, atau gejala demam terlihat kembali. Relaps terbagi menjadi dua, relaps jangka pendek yang timbul setelah 8 minggu dari serangan pertama hilang,dikarenakan parasit ini masuk kedalam sel darah merah penderita untuk berkembang biak kemudian pada waktu yang tepat memecahkan sel darah merah tersebut sehingga menyerang kembali di aliran darah penderita.
Relaps jangka panjang yang muncul setelah 24 minggu atau lebih setelah serangan pertama hilang hal ini disebabkan parasit tadi menempati sel jaringan hati untuk berkembang biak yang kemudian keluar kembali ke aliran darah sehingga menimbulkan gejala kembali.



Jika mengalami gejala demam khas seperti demam pada malari segeralah memeriksakan diri ke dokter, dokter dan petugas lainnya akan memerikda mulai dari gejala klinis hingga laboratorium. Dilaboratorium akan dilakukan pemeriksaan darah tepi untuk melihat keberadaan parasit dalam darah.


Setelah dilakukan pemeriksaan maka akan diberikan tatalaksana pada demam malaria. Tatalaksana malaria ini sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, karena pada malaria Falciparum dapat terjadi resistensi/ kekebalan terhadap obat malaria jenis lain. Obat malaria sendiri banyak yang sudah mengetahui seperti kina, klorokuin, amodiakuin, primakuin, pirimetamin dan proguanil. Obat-obat tersebut bebrbeda cara kerjanya, ada yang bisa mencegah terjadinya malaria seperti ketika kita akan mengunjungi daerah yang endemis malaria, masyarakat yang akan mengunjungi daerah yang endemis malaria akan dianjurkan meminum obat malaria sebelum-selama-setelah pulang dari daerah endemis tersebut, untuk mencegah terjadinya infeksi dan menyebarkannya ke daerah non endemis malaria.



Malaria dapat menjadi berat yang biasanya disebabkan oleh P. Falciparum yang memperlihatkan gejala keterlibatan susunan safar pusat (otak). Malaria yang menyerang otak akan memperlihatkan gejala seperti delirium, stupor, koma, tandaneurologis fokal dan kejang. Pada malaria berat yang diserang tidak hanya otak tetapi oragan tubuh dari penderita diserang diantaranya:
Saluran pencernaan: muntah, diare hebat, perdarahan saluran cerna dan malabsorbsi nutrisi.
Ginjal: kerusakan tubulus ginjal, hemaglobinuria (terdapat darah dalam urin) sampai gagal ginjal akut.
Hati: timbul gejala ikterus (kuning) karena ada gangguan dari fungsi hati, muntah hijau empedu karena komplikasi hati.
Paru: Edema paru
Gejala lainnya seperti: anemia berat, hiperpireksia (panas yang sangat tinggi), hipoglimeia (kadar gula darah yang turun), gejala black water fever (demam kencing hitam).
Pada kondisi malaria berat, penderita harus mendapatkan perawatan yang sangat intensif di rumah sakit karena dapt timbul syok dengan hipovolemia, gangguan ginjal dan lain sebagainya. Keadaan ini harus mendapat terapi yang lebih spesifik untuk mencegah keadaan yang lebih berat lagi, tatalaksana diantaranya dengan pemasangan infus untuk mencegah kekurangan cairan, jika dirasa butuh transfusi maka dokter akan mentransfusi penderita (karena malaria umumnya merusak sel darah merah). 
Pada malaria yang menyerang otak dapat menyebabkan pembengkakan pada jaringan otak yang biasanya terjadi penurunan kesadaran dan kejang, tatalaksana yang diberikan untuk mengurangi pembengkakan otak dan mencegah terjadinya kejang kembali. Dan tatalaksana yang diperlukan jikaa ada organ lain yang ikut terlibat diserang oleh malaria. 



Prognosis pada malaria untuk jenis malaria falciparum dapat menimbulkan komplikasi yang menyebabkan kematian. Jenis malaria lain dapat sembuh dengan pengobatan, jika tanpa pengobatan pada Plasmodium malariae akan sulit untuk sembuh dan memerlukan waktu yang lama.
Semoga bermamfaat informasi menganai malaria ini, tentunya kita lebih baik mencegah malaria hinggap dengan memberantas semua perantara penularannya. STOP MALARIA!!






Created by:
dr. N.Silvia Carolina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar