Jumat, 15 November 2013

Diare pada Anak bisa Berbahaya

Diare........
Penyakit Diare merupakan penyakit yang menjadi penyebab kematian terbanyak pada bayi maupun anak dibawah lima tahun. Pengelolaan penyakit diare difokuskan kepada pencegahan terjadinya dehidrasi dan yang diakibatkan oleh dehidrasi.



Diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar dan berubahnya konsistensi BAB menjadi lebih lunak atau bahkan cair.  Diare dapat dibagi berdasarkan penyebabnya seperti diare cair dan diare berdarah. Jika berdasarkan lamanya menjadi diare akut dan diare persisten. Selain dari penyebab diare ada faktor yang termasuk penting seperti kondisi penderitanya antara lain gizi yang kurang/buruk, kekurangan imunitas dan usia balita.

Berdasarkan penyebabnya, diare akut disebabkan oleh virus. Diare karena virus (Rotavirus) umumnya bersifat self limiting atau kata lain bisa sembuh dengan kekebalan tubuh yang ada dalam tubuh. Jadi pada kasus ini hal yang terpenting adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang menjadi penyebab utama kematian. Selain dehidrasi diatasi, pantau juga asupan nutrisi untuk mencegah gangguan pertumbuhan akibat diare.

Mengapa dehidrasi itu sangat berbahaya karena selama episode diare terjadi pengeluaran cairan dan elektrolit seperti potassium, sodium, bikarbonat dari tubuh. Sehingga keseimbangan cairan dan kadar asam basa tubuh dan didarah sangat tidak seimbang.

Membedakan diare cair dan disentri:

Diare cair akut: buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja dengan frekuenssi lebih dari 3 kaliatau lebih sering dari biasanya dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari.

Disentri: diare akut yang tinjanya ditemukan darah terlihat secara kasat mata. Diare berdarah sering disebut sebagai sindrom disentri. Sindrom disentri terdiri dari kumpulan gejala diare dengan darah dan lendir dalam feses dan adanya nyeri perut serta kembung.

Penyebab disentri adalah Shigella, Salmonella, Campylobacter jejuni, Escheria coli dan Entamoeba hystolitica. Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentri, Salmonella dan Enteroinvasive E.coli.

Bakteri menempel dan berkembang biak di dalam usus halus. Penempelan di mukosa usus terjadi perubahan epitel usus yang menyebabkan pengurangan kapasitas penyerapan dan pengeluaran cairan. Racun yang dikeluarkan oleh bakteri menghambat fungsi sel epitel, mengurangi penyerapan natrium, meningkatkan pengeluaran klorida. Pada bakteri yang invasif dapat menyebabkan diare berdarah karena perusakan epitel usus.

Tanda Dehidrasi:
Dehidrasi Tak Berat:
-          Anak Gelisah/ Rewel
-          Mata Cowong
-          Anak Kehausan atau sangat haus (minta minum)
-          Cubitan kulit perut kembali dengan lambat

Dehidrasi Berat:
-          Penurunan Kesadaran/ Anak malas lemas sulit dibangunkan
-          Mata Cowong
-          Anak tidak bisa minum atau malas minum
-          Cubitan diperut kembali sangat lambat



Apabila terdapat dehidrasi maka lakukan Lintas Tatalaksana:
  1. Rehidrasi: pemberian cairan
  2. Asupan Nutrisi
  3. Suplementasi Zinc
  4. Jika perlu Antibiotik (jika sudah terdiagnosa penyebabnya oleh dokter)

Mengobati Diare di Rumah
-          Berikan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti oralit, makanan cair (sup, air tajin) dan jika terdapat oralit berikan oralit pada anak, dengan catatan air matang.
-          Berikan cairan (sup, air tajin) sebanyak anak mau dan oralit setiap anak BAB
-          Teruskan cairan sampai diare berhenti
-          Berikan zinc pada anak (cari zinc di puskesmas terdekat) untuk anak kurang 6 bulan berikan zinc setengah tablet sehari, jika lebih dari 6 bulan satu tablet sehari.
-          Zinc diberikan sampai 14 hari berturut-turut.
-          Zinc bisa dilarutkan dengan air matang, ASI, atau Oralit. Atau jika anak bisa mengunyah maka biarkan anak mengunyahnya.
-          Jika anak masi ASI teruskanlah ASI. Jika anak minum susu maka berikanlah susu.
-          Jika anak lebih dari 6 bulan: berikan bubur campur dengan kacang-kacangan, sayuran, daging atau ikan. Berikan 2 sendok teh minyak sayur.
-          Berikanlah pisang halus untuk menambah kalium.
-          Berikanlah makanan sedikitnya 6 kali sehari.




Jika anak tidak membaik dalam waktu 3 hari dengan gejala berikut segeralah bawa ke puskesmas terdekat:
-          Buang air besar cair lebih sering
-          Muntah
-          Rasa haus terus menerus
-          Makan minum sedikit atau tidak mau sama sekali
-          Demam
-          Tinja berdarah.

Cara Pemberian Oralit:

  1. Larutkan 1 bungkus Oralit pada 1 liter air matang. Untuk persediaan 24 jam.
  2. Untuk anak Kurang dari 2 tahun: berikan 100 cc setiap kali BAB
  3. Untuk anak Lebih dari 2 tahun: berikan 200 cc tiap kali BAB
  4. Jika dalam 24 jam oralit masih tersisa, buang sisanya.
  5. Bila anak muntah tunggulah 10 menit. Kemudian berikan lagi oralitnya misalnya 3 sendok tiap menit.



Penulis:
dr. N. Silvia Carolina

1 komentar: