Kamis, 17 Oktober 2013

PERTOLONGAN PERTAMA pada Penderita HENTI JANTUNG


Henti jantung tidak sama dengan serangan jantung, akan tetapi henti jantung dapat disebabkan oleh serangan jantung. Henti jantung adalah kondisi dimana jantung tidak berdetak sama sekali (jantung tidak berfungsi), dengan demikian gejala yang terlihat seperti penurunan kesadaran seperti pusing, pingsan sampai koma. Henti jantung sangat berbahaya karena kejadian ini hanya selang beberapa menit dari keluhan penderita dan selang 4 sampai 6 menit setelah timbul henti jantung akan timbul kematian batang otak.

Pada umumnya henti jantung disebabkan oleh penyakit jantung koroner, penyakit jantung karena hipertensi (darah tinggi), radang otot jantung, anemia yang kronis (bertahun-tahun), penyakit jantung reumatik dan penyakit jantung bawaan lahir. Kelainan ini  dapat dipicu oleh banyak faktor seperti stress, aktivitas yang berlebihan seperti olah raga yang berat, suhu tubuh yang mendadak tinggi atau rendah seperti pada saat demam yang sangat tinggi, rasa sakit yang hebat dibagian tubuh mana saja, adanya infeksi, obat-obatan tertentu yang mempengaruhi irama jantung dan makanan sehari-hari. Semua hal ini dapat menimbulkan henti jantung baik sebelumnya dengan gejala sakit jantung ataupun tidak.
Ini adalah gambaran penyumbatan pembuluh darah korener karena berbagai macam penyebab, yang sering kita kenal dengan penyaki jantung koroner yang umumnya terjadi pada pria. Salah satu pencetus terjadinya penyumbatan pembuluh darah ini adalah merokok. 


Tingginya angka kematian karena henti jantung menimbulkan kekhawatiran pada semua lapisan masyarakat, maka dengan itu perlunya pengetahuan tentang penangan sesegera mungkin bagi pendertita henti jantung. Metoda pertolongan pertama pada henti jantung dikenal dengan nama CPR (Cardio Pulmonary Resusitation) dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Bantuan Hidup Dasar. 
CPR dasar perlu diketahui oleh masyarakat awam sebelum dilakukan tindakan yang lebih intensif oleh tenaga medis dan dokter ahlinya. Teknik CPR dasar yaitu awal mula mintalah pertolongan orang disekitar untuk memanggil pusat bantuan rumah sakit atau ambulance, setelah itu periksa nadi di tangan atau di leher bawah kuping penderita, jika tidak ada denyut nadi berarti penderita henti jantung. Segera lakukan teknik CPR. 
Teknik PCR dimulai dengan urutan, pertama kedua tangan penolong harus tegak lurus agar dapat menumpu badan penolong dengan baik, kedua raba dinding dada, posisi penekanan dinding dada terletak ditengah antara puting payudara kiri dan kanan, lalu lakukan penekanan pada dinding dada. Tekan dinding dada dengan kedalaman kira-kira 5 cm (jangan terlalu dalam) untuk penderita dewasa, dengan kecepatan 100 kali permenit dan dengan irama 30 kali penekanan di dada lalu dilakukan 2 kali napas buatan yaitu dengan meniup mulut penderita. Tindakan ini dilakukan sampai bantuan atau ambulance tersedia untuk dibawa ke rumah sakit terdekat.



Penulis:
Dr. Neng Silvia Carolina

Sumber:
gambar: http://cosmiclove12.wordpress.com/
dr. H.M. Edial Sanif, Sp. Jp., FIHA. Catatan Medis: Jantung Sehat Hidup Ceria. 2010. Granesia. Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar