Kamis, 12 Maret 2015

Komunitas Mata Sehat "Rabun Dekat pada Anak"

Bismillahirahmannirrahim..
kali ini saya akan menulis tentang Hipermetropia (rabun dekat pada anak) dan Miopia (rabun jauh pada anak dan remaja). saya menulis dengan bertepatannya acara Operasi Katarak Gratis yang diadakan oleh Ash somadhiah Medical Centre dan selain itu konsern pada kesehatan mata yang meliputi kelain pada mata khususnya pada anak-anak yang jarang sekali terdeteksi secara dini. mungkin para orang tua akan marah jika anaknya tidak mau belajar, atau tidak mau membaca, ada baiknya setelah membaca tulisan saya, coba tanyakan pada anak kita semua mengapa mereka tidak mau membaca buku atau mereka kurang menyenangi belajar, mungkin salah satunya adalah mereka tidak bisa membaca tulisan dalam buku atau bisa saja dikelas dia duduknya terlalu jauh dari papan tulis sehingga tidak bisa membaca dari jarak jauh.


Hipermetropi atau Hiperopia atau rabun dekat  adalah keadaan mata yang dapat melihat dari jarak jauh lebih baik daripada jarak dekat.

Rabun Dekat sering dikaitkan dengan presbyopia (menurunnya elastilitas lensa), biasanya dialami oleh seseorang yang telah berusia sekitar 40 tahun, karena di antara keduanya mempunyai kemiripan gejala yaitu rabun jauh. Jadi secara teknis rabun jauh punya dua nama, disebut hipermetropia jika terjadi pada anak dan orang dewasa usia dibawah 40 tahun dan disebut presbiopia jika terjadi pada orang tua usia 40 tahun ke atas.

Penderita Presbiopia yang tidak bisa membaca pada jarak dekat


Penderita kelainan mata ini tidak dapat membaca pada jarak yang normal (30 cm) dan harus menjauhkan bahan bacaannya untuk dapat membaca secara jelas. Penderita juga akan sulit untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan ketelitian tinggi. Disebabkan ketika melihat benda lebih dekat maka bayangan akan jatuh di belakang retina.


Mata hipermetropi adalah mata dengan lensa yang terlalu pipih, tidak dapat mencembung dengan optimal atau bola mata terlalu pendek. Benda/objek yang dekat akan terlihat kabur karena bayangan jatuh di belakang retina, sedangkan objek yang jauh akan terlihat jelas karena bayangan jatuh di retina.


Gambaran cahaya yang masuk pada mata Hipermetropia


Berikut penyebab Hipermetropi:
1. Sumbu utama bola mata yang terlalu pendek: Biasanya terjadi karena Mikropthalmia, renitis sentralis, atau ablasio retina.
2.  Daya pembiasan bola mata yang terlalu lemah adalah terjadi gangguan-gangguan refraksi pada kornea, aqueus humor, lensa dan vitreus humor. Misal pada penderita kencing manis terjadi hipermetopi jika kadar gula darah di bawah normal. 
3. Kelengkungan kornea dan lensa tidak adekuat. Kelengkungan kornea ataupun lensa berkurang sehingga bayangan difokuskan di belakang retina.




Anak yag mengalami rabun dekat dengan terapi Lensa

Kebanyakan bayi lahir dalam keadaan hipermetropia dan sembuh dengan sendirinya pada usia sekitar 12 tahun. Pada usia muda kemampuan akomodasi mata masih sangat baik, sehingga anak atau remaja yang mengidap hipermetropia tidak merasa terganggu. 

Terapi dengan menggunakan Lensa cembung


Pencegahan Rabun Dekat prosesnya dapat diperlambat dengan mengkonsumsi makanan yang mendukung kesehatan mata, menjaga mata dari terpaan cahaya matahari langsung. Sedangkan untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan menggunakan lensa positif, lensa cembung yang bersifat konvergen/mengumpulkan cahaya, yang berfungsi untuk mengumpulkan sinar sebelum masuk ke mata, sehingga terbentuk bayangan yang tepat jatuh di retina. Selain itu dapat dilakukan operasi bedah mata dan terapi pengobatan kelainan tubuh yang menyertai hipermiopia. 


Jika Anda, anak anda atau kerabat anda mengalami gejala rabun dekat, segeralah periksakan diri anda ke klinik-klinik mata atau rumah sakit terdekat, agat mendapat pemeriksaan yang sesuai dan terapi yang diingkan.

Cukup sekian tulisan saya untuk hari ini, insyaallah nanti saya kan lanju dengan menulis Kelainan mata Miopia. Selamat membaca dan semoga bermanfaat, terima kasih....

dr. Nneng Silvia Carolina



Tidak ada komentar:

Posting Komentar