Jumat, 13 Maret 2015

Terapi Rekreasi pada Demensia

Diantara berbagai masalah terbesar  pada usia lanjut yaitu demensia...
Demensia sangat berkembang pesat pada daerah berkembang, diperkirakan pada tahun 2040 mencapai 81,1 juta jiwa. Hal ini didukung oleh pertumbuhan lansia yang sangat cepat di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain.

Sebelum saya membahas tentang penanganan pada demensia saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa yang disebut dengan demensia dan usia lanjut.


Demensia adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan suatu kehilangan daya ingat, daya pikir, rasionalitas, kepandaian bergaul dan apa yang disebut sebagai reaksi emosi normal. Demensia, termasuk penyakit Alzheimer yang mempengaruhi daya ingat, berpikir, berperilaku dan emosi.  Demensia adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan gejala-gejala sekelompok besar penyakit yang menyebabkan penurunan fungsi seseorang secara cepat.  Kebanyakan penderita demensia berusia lanjut, tetapi bukan bagian normal dari proses penuaan. Demensia dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih umum setelah orang berumur 65 tahun. Orang pada usia 40-an dan 50-an dapat juga terkena demensia.


Ada beberapa bentuk demensia yang paling terkenal adalah alzheimer. Tanda-tanda awal demensia sangat tidak kentara dan samar-samar dan mungkin tidak segera menjadi jelas. 

Alzheimer's Indonesia membagikan tentang 10 gejala umum Demensia Alzheimer. Jika anggota keluarga Anda menunjukkan gelaja-gejala berikut, segera konsultasikan kepada dokter.
  1. Gangguan daya ingat: Sering lupa akan kejadian yang baru saja terjadi, lupa janji, menanyakan dan menceritakan hal yang sama berulang kali, lupa tempat parkir di mana (dalam frekuensi tinggi).
  2. Sulit fokus: Sulit melakukan aktivitas, pekerjaan sehari-hari, lupa cara memasak, mengoperasikan telepon, ponsel, tidak dapat melakukan perhitungan sederhana, bekerja dengan waktu yang lebih lama dari biasanya.
  3. Sulit melakukan kegiatan yang familiar: Seringkali sulit untuk merencanakan atau menyelesaikan tuga sehari-hari, bingung cara mengemudi, sulit mengatur keuangan.
  4. Disorientasi: Bingung akan waktu (hari/tanggal/hari penting), bingung di mana mereka berada dan bagaimana mereka sampai di sana, tidak tahu jalan pulang kembali ke rumah.
  5. Kesulitan memahami visuospasial: Sulit untuk membaca, mengukur jarak, menentukan jarak, membedakan warna, tidak mengenali wajah sendiri di cermin, menabrak cermin saat berjalan, menuangkan air di gelas namun tumpah dan tidak tepat menuangkannya.
  6. Gangguan berkomunikasi: Kesulitan berbicara dan mencari kata yang tepat, seringkali berhenti di tengah percakapan dan bingung untuk melanjutkannya.
  7. Menaruh barang tidak pada tempatnya: Lupa di mana meletakkan sesuatu, bahkan kadang curiga ada yang mencuri atau menyembunyikan barang tersebut.
  8. Salah membuat keputusan: Berpakaian tidak serasi, misalnya memakai kaos kaki kiri berwarna merah, kaos kaki kanan berwarna biru, tidak dapat memperhitungkan pembayaran dalam bertransaksi dan tidak dapat merawat diri dengan baik.
  9. Menarik diri dari pergaulan: Tidak memiliki semangat ataupun inisiatif untuk melakukan aktivitas atau hobi yang biasa dinikmati, tidak terlalu semangat untuk berkumpul dengan teman-temannya.
  10. Perubahan perilaku dan kepribadian: Emosi berubah secara drastis, menjadi bingung, curiga, depresi, takut atau tergantung yang berlebihan pada anggota keluarga, mudah kecewa dan putus asa baik di rumah maupun dalam pekerjaan.
Setelah mengetahui tentang demensia, pastinya kita akan mencari bagaimana cara untuk menanganinya. Penangan demensia dapat dengan menggunakan terapi farmakologis ataupun nonfarmakologis. Pengobatan alzheimer ada yang berupa farmakologi atau biasa disebut dengan obat-obatan, dan pengobatan non farmakologi. Akan tetapi, pengobatan farmakologi ini masih berkembang. Artinya, belum ada obat-obatan yang benar-benar bisa menyembuhkan demensia alzheimer karena obat-obatan yang ada sifatnya hanya menunda gejala menjadi lebih buruk lagi. Hal ini disampaikan oleh dokter departemen saraf RSCM, dr. Taufik Mesiano (34), di tempat praktiknya poli saraf RSCM, Jakarta.
Selain farmakologi, ada juga terapi-terapi non farmakologi. Hal pertama yang bisa dilakukan oleh diri sendiri, misalnya jika sering mengalami lupa bisa menulis agenda yang akan mengingatkan kita.


Terapi lain disebut terapi rekreasi. Otak juga ada saatnya perlu istirahat, tidak monoton bekerja terus. Maka, kita menggunakan hari libur, misalnya Sabtu dan Minggu, untuk berekreasi. Dengan stimulasi rekreasi ada hormon endorfin yang makin meningkat, yang akan membuat otak kita nyaman. Dengan begitu, ketika kembali  bekerja pada Senin, otak kita akan lebih mudah dalam menerima informasi baru. Terapi rekreasi (terapi non farmoakologis) sangat digemari di negara maju sekarang ini. Tujuan terapi rekreasi ini memberikan stimulasi yang tepat, relaksasi, rekreasi secara aktif dan kesempatan bergerak pada lansia. Terapi ini dapat meningkatkan kualitas hidup penderita demensia.


dr. Neng Silvia Carolina

Rabun Jauh "MIOPIA"

Halo readers.. setelah sehari yang lalu saya membahas tentang rabun dekat, tidak lengkap kiranya saya tidak membahas tentang rabun jauh. Sudah tidak asing kan dengan kata 'Rabun Jauh' bahasa kerennya 'Miopia'. apa sih itu rabun jauh, apa bedanya dengan rabun dekat? pada siapa saja sih rabun jauh itu.

seperti yang telah saya bahas hari kemarin bahwa rabun dekat adalah ketidak mampuan mata kita memfokuskan objek pada jarak yang dekat, seperti 30 cm didepan mata, sehingga untuk melihat atau membaca jarak dekat mereka sukar sekali. jangan lupa kelainan ini tidak hanya pada orang tua, tapi bis juga terdapat pada anak-anak, yang sukar dilihat jika kita tidak menilai perilaku baca pada anak-anak kita.

Bedanya rabun jauh dan rabun dekat, pada rabun dekat dita bisa jelas melihat benda-benda yang jauh bahkan tulisan yang jauh bisa dia baca, tapi pada rabun jauh "Miopia" seseorang akan sukar melihat benda yang jauh, seperti anak di kelas yang duduknya d bangku belakang dia sukar melihat papan yang berwarna hitam berserta tulisannya karena hasil gambar atau tulisan menjadi tidak jelas, biasanya memperlihatkan perilaku memicingkan atau mengecilkan mata saat berusaha membaca huruf-huruf dipapan tulis.


Selain memicingkan mata, terkadang anak mengeluh mataya sakit atau sering disertai dnegan sakit kepala, itu diakibatkan karena lensa pada mata seseorang terlalu kuat berusaha berakomodasi untuk menghasilkan penglihatan yang fokus.


Bagaimana rabun jauh ini bisa ada?
penyebab dari rabun jauh ini iberagam ada yang dikarenakan karena lensa seseorang terlalu cembung, atau kelengkungan kornea terlalu tinggi, ukuran bola mata yang terlalu panjang, dan lain sebagainya. semua penyebab itu menyebabkan cahaya tidak jatuh pada retina melainkan di depan retina, sehingga bayangan yang tertangkap tidak jelas sempurna.



Padamata mata rabun jauh bisa dibedakan dari dejata nya, mulai dari yang ringan, sedang , berat dan tinggi. perlu diperhatikan pada minus yang tinggi karena banyak meyebakan komplikasi seperti Glaukoma, katarak, terlepasnya dinding retina, perdarahan dan lain sebagainya yang tentunya dapat menyebabkan kondisi mata yang lebih buruk. Dari sebab itu periksakan mata anda sedari dini mungkin, karena jika ada kelianan seperti miopia ini bisa ditangani lebih dini untuk memperlambat proses bertambah beratnya derajat dari kelaianan.


Jika sudah diperiksaan, anda bisa memilih terapi seperti lensa kaca mata, lensa kontak, atau bisa melakukan operasi dan lasik. sesuai kondisi dan keinginan kita memilih terapi.
untu lensa yang digunakan adalan lensa negatif makanya sering disebu minus atau mata minus, karena d koreksi dengan lensa negatif.




Sekian ulasan dari saya hari ini, selamat membaca dan semoga bermanfaat.

dr. Neng Silvia Carolina

Kamis, 12 Maret 2015

Komunitas Mata Sehat "Rabun Dekat pada Anak"

Bismillahirahmannirrahim..
kali ini saya akan menulis tentang Hipermetropia (rabun dekat pada anak) dan Miopia (rabun jauh pada anak dan remaja). saya menulis dengan bertepatannya acara Operasi Katarak Gratis yang diadakan oleh Ash somadhiah Medical Centre dan selain itu konsern pada kesehatan mata yang meliputi kelain pada mata khususnya pada anak-anak yang jarang sekali terdeteksi secara dini. mungkin para orang tua akan marah jika anaknya tidak mau belajar, atau tidak mau membaca, ada baiknya setelah membaca tulisan saya, coba tanyakan pada anak kita semua mengapa mereka tidak mau membaca buku atau mereka kurang menyenangi belajar, mungkin salah satunya adalah mereka tidak bisa membaca tulisan dalam buku atau bisa saja dikelas dia duduknya terlalu jauh dari papan tulis sehingga tidak bisa membaca dari jarak jauh.


Hipermetropi atau Hiperopia atau rabun dekat  adalah keadaan mata yang dapat melihat dari jarak jauh lebih baik daripada jarak dekat.

Rabun Dekat sering dikaitkan dengan presbyopia (menurunnya elastilitas lensa), biasanya dialami oleh seseorang yang telah berusia sekitar 40 tahun, karena di antara keduanya mempunyai kemiripan gejala yaitu rabun jauh. Jadi secara teknis rabun jauh punya dua nama, disebut hipermetropia jika terjadi pada anak dan orang dewasa usia dibawah 40 tahun dan disebut presbiopia jika terjadi pada orang tua usia 40 tahun ke atas.

Penderita Presbiopia yang tidak bisa membaca pada jarak dekat


Penderita kelainan mata ini tidak dapat membaca pada jarak yang normal (30 cm) dan harus menjauhkan bahan bacaannya untuk dapat membaca secara jelas. Penderita juga akan sulit untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan ketelitian tinggi. Disebabkan ketika melihat benda lebih dekat maka bayangan akan jatuh di belakang retina.


Mata hipermetropi adalah mata dengan lensa yang terlalu pipih, tidak dapat mencembung dengan optimal atau bola mata terlalu pendek. Benda/objek yang dekat akan terlihat kabur karena bayangan jatuh di belakang retina, sedangkan objek yang jauh akan terlihat jelas karena bayangan jatuh di retina.


Gambaran cahaya yang masuk pada mata Hipermetropia


Berikut penyebab Hipermetropi:
1. Sumbu utama bola mata yang terlalu pendek: Biasanya terjadi karena Mikropthalmia, renitis sentralis, atau ablasio retina.
2.  Daya pembiasan bola mata yang terlalu lemah adalah terjadi gangguan-gangguan refraksi pada kornea, aqueus humor, lensa dan vitreus humor. Misal pada penderita kencing manis terjadi hipermetopi jika kadar gula darah di bawah normal. 
3. Kelengkungan kornea dan lensa tidak adekuat. Kelengkungan kornea ataupun lensa berkurang sehingga bayangan difokuskan di belakang retina.




Anak yag mengalami rabun dekat dengan terapi Lensa

Kebanyakan bayi lahir dalam keadaan hipermetropia dan sembuh dengan sendirinya pada usia sekitar 12 tahun. Pada usia muda kemampuan akomodasi mata masih sangat baik, sehingga anak atau remaja yang mengidap hipermetropia tidak merasa terganggu. 

Terapi dengan menggunakan Lensa cembung


Pencegahan Rabun Dekat prosesnya dapat diperlambat dengan mengkonsumsi makanan yang mendukung kesehatan mata, menjaga mata dari terpaan cahaya matahari langsung. Sedangkan untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan menggunakan lensa positif, lensa cembung yang bersifat konvergen/mengumpulkan cahaya, yang berfungsi untuk mengumpulkan sinar sebelum masuk ke mata, sehingga terbentuk bayangan yang tepat jatuh di retina. Selain itu dapat dilakukan operasi bedah mata dan terapi pengobatan kelainan tubuh yang menyertai hipermiopia. 


Jika Anda, anak anda atau kerabat anda mengalami gejala rabun dekat, segeralah periksakan diri anda ke klinik-klinik mata atau rumah sakit terdekat, agat mendapat pemeriksaan yang sesuai dan terapi yang diingkan.

Cukup sekian tulisan saya untuk hari ini, insyaallah nanti saya kan lanju dengan menulis Kelainan mata Miopia. Selamat membaca dan semoga bermanfaat, terima kasih....

dr. Nneng Silvia Carolina



Jumat, 06 Maret 2015

KATARAK

Halo readers, kali ini saya mau menuliskan tentang katarak, bertepatan dengan saya menjadi panitia operasi masal katarak, sehingga saya tergelitik untuk menuliskan tentang katarak ini, semoga bahasan yang akan saya jelaskan membawa manfaat dan dapat dimengerti oleh readers.. selamat membaca..

Apakah sudah ada yang mengetahui definisi atau arti dari katarak sebelumnya? Apa kah ada yang tau bahwa penurunan penglihatan pada mata kita bukan berarti oleh katarak? Apa sih bedanya katarak dengan penyakit mata lainnya? Dibawah ini saya akan jeaskan apa itu yang dimaksud dengan katarak.

WHO menjelaskan bahwa katarak adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, yang menghalangi sinar masuk ke dalam mata. Ribetkan untuk dimengerti, mungkin hanya sebagian orang yang langsung paham dengan definisi ini. Definisi lain dari katarak menurut sidarta, Katarak adalah  suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan bening menjadi keruh. Yang definisi kedua lebih bisa dipahami kan yah.. Secara simple katarak itu adalah kekeruhan mata lensa mata kita, jika katarak itu sudah lanjut biasanya terlihat di pupil mata kita berwarna abu-abu atau putih tidak lagi terihat hitam (bening).



Apasih yang menyebabkan karatak itu?
Penyebab katarak itu pada setiap orang berbeda-beda, bisa terjadi karena faktor usia, namun juga dapat terjadi pada anak-anak yang lahir dengan kondisi tersebut. Katarak juga dapat terjadi setelah trauma, inflamasi (peradangan) atau penyakit lainnya.

Bagaimana sih lensa bisa keruh?
Readers harus tau bahwa lensa mata kita ibaratkan dengan lensa kaca mata. Bagaimana keadaan lensa kaca mata jika kita pakai bertahun-tahun pasti tidak bening lagi dan sedikit buram bukan? Apa lagi jika kita menggosoknya terlalu keras sehingga mnimbulkan gores, penghlihatan kita jadi terganggu bukan? Hal itu juga terjadi pada katarak, lensa tubuh manusia itu memang ada usianya, jika usia kita bertambah protein yang terdapat didalam lensa akan terkoagulasi atau penggumpalan semacamnya, sehingga ada bagian-bagian lensa yang keruh dan menyebabkan cahaya matahari yang masuk tidak menembus masuk ke retina mata, dan akibatnya penglihatan kita menjadi berkurang.
Kenapa protein dimata bisa terkoagulasi, Lensa msta mengandung 65% air, 35% protein dan sisanya adalah mineral. Dengan bertambahnya usia, ukuran dan kepadatannya bertambah. Katarak terbentuk bila masukan oksigen berkurang, kandungan air berkurang, kandungan kalsium meningkat, protein yang terdapat didalamnya berubah menjadi keruh dan tidak mudah larut.





Katarak itu berbagai jenis dari pembagian klasifikasinya, ada yang menurut usia, ada yang menutur penyebabnya dan ada juga yang membaginya berdasakan tingkatan dari katarak itu sendiri.
Dari penyebab itu bisa kita bedakan jenis katarak, seperti:
1.        Katarak traumatika adalah Katarak terjadi trauma pada mata kita. Hal  ini dapat mengakibatkan katarak pada satu mata (katarak monokular). Contoh trauma pada mata seperti mata kita tertusuk oleh batang pohon yang kecil, kecelakaan merobek bola mata dan sebagainya.
2.      Katarak toksika adalah Katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu. Seperti kemasukan cairan kimia yang sifatnya sangat asam atau basa yang dapat merusak epitel-epitel bola mata dan sekitarnya.
3.       Katarak komplikata adalah Katarak terjadi akibat gangguan sistemik (seluruh tubuh) seperti diabetes melitus (penyakit gula), hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan lokal pada mata seperti uveitis, glaukoma, proses degenerasi pada satu mata lainnya.

Selain berdasarkan penyebabnya katarak juga dibagi berdasarkan kapan usia terjadi katarak, walaupun pada umumnya katarak ini terjadi pada usia tua diatas 50 tahun. Berdasarkan pada usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi :
1.        Katarak congenital, Katarak yang sudah terlihat pada usia kurang dari 1 tahun.
2.      Katarak juvenile, Katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun.
3.       Katarak senile, katarak setelah usia 50 tahun.



Berdasarkan stadium juga katarak akan dibedakan, dari pada kita pusing dengan penjelasan dari stadium-stadium katarak, yang memang sebenanya untuk konsusmsi dokter, saya akan jelaskan tentang gejalanya.



Gejala katarak pada usia lanjut biasanya berupa keluhan penurunan tajam penglihatan secara progresif (seperti rabun jauh memburuk secara progresif). Penglihatan seakan-akan melihat asap/kabut dan pupil mata tampak berwarna keputihan. Apabila katarak telah mencapai stadium matur lensa akan keruh secara menyeluruh sehingga pupil akan benar-benar tampak putih.
Gejala umunya meliputi:
1.  Penglihatan tidak jelas berkurang secara perlahan, Pengelihatan kabur seperti terdapat kabut menghalangi objek.
2.      Peka terhadap sinar atau cahaya. Rasa silau karena terjadi pembiasan tidak teratur oleh lensa yang keruh
3.       Dapat terjadi penglihatan ganda pada satu mata.
4.      Memerlukan pencahayaan yang baik untuk dapat membaca.
5.       Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu. Pada pupil terdapat bercak putih.



Bagaimana jika kita sudah mengalami gejala diatas, yang pertam apasti segeralah periksa ke dokter terutama dokter mata. Yang kedua dokter akan memberikan terpai yang sesuai dengan stadium dari katarak, apa itu masih stadium awal, stadium setengah matang dari lensanya, ataukan stadium yang matang atau sangat matang dari lensa katarak.

Pada umunya katarak hanya bisa di obati dengan cara operasi (Terapi Bedah). Dilakukan pengangkatan sebagian atau seluruh lensa dan diganti dengan lensa baru buatan. Dapat juga tidak diberikan lensa baru buatan tetapi diberikan kacamata dengan lensa khusus untuk pasien.
Nah.. bagaimana dengan yang tidak mengalami gejala diatas, kita lebih baik mencegah bukan drpada mendapatkan terpai katarak yang satu-satunya harus tindakan operasi. Pencegahannya dengan cara Mengurangi terpaparnya mata terhadap sinar ultraviolet, menggunakan pelindung mata bila berada di tempat kerja yang berpotensi menyebabkan kerusakan mata, mengobati penyakit-penyakit sistemik yang menjadi faktor resiko mempercepat terjadinya katarak dan minum vitamin serta makan makanan yang mengandung vitamin tinggi untuk mata.



Nah pertanyaan sekarang, bagaiman jika katarak tidak diobati? Katarak itu dapat menimbulkan komplikasi-komplikasi jika tidak diobati seperti Glaukoma, yaitu Kelainan yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan intra okuler didalam bola mata, sehingga lapang pandang mengalami gangguan dan visus mata menurun. Biasanya menimbulkan sakit yang hebat pada mata, disertai dengan penurunan penglihatan yang hebat pula.


Glaukoma


Demikian penjelasan dari saya, semoga dapat dipahami dan bermanfaat.
Terima kasih

Dr. Neng Silvia Carolina