Kamis, 16 Januari 2014

Leptospirosis (Penyakit air kemih Hewan)



Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebebkan oleh Leptospira yang dapat menyerang hewan dan manusia. Leptospira ini dapat hidup di air tawar selama kurang lebih 1 bulan. Penyakit ini biasanya terdapat pada ginjal dan air kemih binatang peliharaan seperti anjing, lembu, babi, kerbau dan lain-lain, akan tetapi dewasa ini sering disebarkan oleh binatang liar seperti tikus, musang, tupai dan sebagainya.

Gambar: Leptospira

Gambar: Penularan Leptospira

Penularan ini terjadi jika adanya kontak dengan kulit atau selaput lendir manusia yang mengalami luka dengan air, tanah, lumpur yang telah tercemar oleh air kemih bintang yang terinfeksi leptospira. Conohnya paling sering kita jumpai pada saat banjir melanda, air kemih tikus yang mencemari air (banjir) dapat menularkan leptospira ini pada manusia.


Leptospira yang masuk melalui kulit yang mengalami luka, akan tersebar melalui pembuluh darah ke organ-organ tubuh manusia. Tetapi dengan system pertahanan tubuh kita, dapat menekan jumlah leptospira dalam tubuh hanya saja tidak pada ginjal, pada tubulus ginjal leptospira ini memperbanyak diri dan membentuk koloni sehingga memenuhi dinding rongga tumulus ginjal yang kemudian mengeluarkan endotoksin yang dapat masuk ke dalam kemih.


Gejala yang terlihat dimulai dengan demam yang tidak terlalu tinggi. Pada leptospirosis terdapat fase leptospermia (dimana leptospira ditemukan di dalam darah) yang memperlihatkan gejala demam mendadak, sakit kepala terutama daerah kening, nyeri otot dan nyeri tekan pada otot (otot betis, paha) dan hiperestesia kulit. Pada fase ini bisa didapati ruam kulit yang tersebar pada badan. Fase ini biasanya berlangsung 4-9 hari.
Pada fase imun telah terbentuk antibody dalam tubuh sehingga demam tidak terlalu tinggi (tidak melebihi 39 derajat), biasanya terjadi selama 1-3 hari. Kemudian disusul dengan fase penyembuhan pada minggu ke 2 sampaai ke 4, yang akan ditandai dengan demam dan nyeri otot yang berangsur-angsur hilang.


Gambar: Gejala Ruam Kulit akibat Leptospira

Pada leptospirosis terdapat beberapa gambaran klinis yang khas seperti pada Sindrom Weil, meningitis aseptic, pretibial fever dan miokarditis. Dapat bula ditemukan ikterus (kuning), perdarahan, anemia, gangguan kesadaran dan hati yang membesar. Karena leptospira ini menyerang tubulus ginjal maka akan didapatkan kelainan seperti terdapatnya protein pada urin, BAK yang sedikit dan lain sebagainya.


Komplikasi yang disebabkan oleh leptospirosis ini berupa iridosilkitis, gagal ginjal, miokarditis, meningitis aseptic dan hepatitis. Dapat pula ditemukan perdarahan yang sangat serius yang dapat menyebabkan kematian.


Pengobatan yang diberikan pada penyakit ini berupa antibiotic dengan dosis yang besar contohnya Penisislin G 1,5 juta unit setiap 6 jam selama 5-7 hari. 

Created by:
dr. N. Silvia Carolina

Senin, 06 Januari 2014

Apa itu CACINGAN.... (Part 2)

Setelah membahas penyakit cacingan jenis askariasis, saya kan lanjut memaparkan jenis cacingan lainnya seperti cacing tambang. Ccaing tambang dibagi menjadi dua jenis yang dikenal di Indonesia yaitu Ancylostoma duodenale dan Necator americanus.


Ankilostomiasis


Adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing tambang Ancylostoma duodenale dan / atau Necator americanus. Infeksi cacing ini dimulai dengan cara telur cacing yang telah menetas di tanah yang menudian menjadi larva, larva inilah yang menembus kulit manusia lalu masuk kedalam kapiler darah menuju jantungkanan kemudian ke paru lalu ke bronkus kemudian masuk ke trakea, laring dan tertelan atau masuk ke dalam saluran pencernaan (usus). 





Gejala klinis yang terlihat sesuai dengan tahapan cacing tambang ini memasuki tubuh manusia. pada fase larva menembus kulit akan terjadi dermatitis (peradangan kulit). Ketika larva lewat di paru dapat terjadi batuk-batuk. Pada stadium cacing dewasa gejala tergantung dengan spesies penyebab infeksi dan keadaan gizi dari penderita. Kedua cacing tambang ini mengisap darah sehingga menimbulkan keluhan yang berhubungan dengan anemia hipokom mikrositik. Keadaan ini tidak menimbulkan kematian tetapi dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan terutama pada anak dan menurunkan prestasi kerja.


Larva cacing yang menembus kulit kaki manusia

Cacing tambang di dalam Usus

Diagnosa pasti akan ditentukan oleh dokter setelah dilakukan pemeriksaan tinja segar dari penderita, jika pada tinja tersebut ditemukan telur atau larva cacing tambang maka penderita dipastikan mengalami ankilostomiasis. Selain pemeriksaan tinja segar dapat pula dilakukan biakan tinja dengan cara Harada-Mori.

Telur cacing tambang



Penatalaksaan pada cacing tambang ini diberikan obat cacing seperti Mebendazol dan Pirantel pamoat. Tetapi kondisi umum penderita juga perlu diperhatikan seperti pemberian nutrisi, pemberian zat besi, sangat diperlukan terutama pada kondisi klinis yang berat. Pengobatan yang tidak adekuat akan menimbulkan komplikasi berat dari dermatiis, anemia sampai gejala payah jantung.
Pencegahan penyakit ini seperti pada penyakit cacingan sebelumnya meliputi sanitasi lingkungan dan perbaikan higiene perorangan, terutama karena larva cacing ini dapat menembus kulit kaki biasanya maka diharuskan untuk penggunaan alas kaki.


created by:
dr. N.Silvia Carolina

Apa itu CACINGAN...... (Part 1)

Penyakit cacingan sangat dikenal di Indonesia, biasanya terdapat didaerah perkebunan, iklim yang tropis. Cacingan dapat dibagi menjadi beberapa jenis kelainan yang disebabkan oleh spesies cacingnya itu sendiri. Seperti Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Necator americanus dan Ancylostoma duodenale (cacing tambang) serta cacing yang dapat menyebabkan kaki gajah merupakan jenis cacing filaria.




Saya akan membahas satu persatu penyebab penyakit cacingan ini, tetntunya dengan berbeda penyebab berbeda pula jenis penyakitnya. Kita mulai dengan cacing yang sering dijumpai yaitu cacing gelang atau dengan bahasa latin Ascaris lumbricoides yang akan menimbulkan penyakit bernama askariasis.

Askariasis
Askariasis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides (cacing gelang). Askariasis adalah penyakit kedua terbanyak yang disebabkan oleh parasit. Cacing ini masuk kedalam tubuh manusia dalam bentuk telur yang matang yang biasanya terdapat pada sayur-sayuran yang terkontaminasi oleh tinja manusia yang terinfeksi cacing gelang ini.


Daur hidup Ascaris lumbricoides


Telur cacing yang tertelan akan masuk kedalam saluran cerna yang kemudian menetas dan menjadi larva cacing kemudian menembus dinding usus, larva cacing ini masuk ke sirkulasi paru yang dapat menyebabkan gejala batuk, demam, eosinofilia, pneumonitis askaris dan jika paru-paru kita foto dengan rontgent akan terlihat gambaran infiltrat di paru yang disebut sindrom Loeffler.

Cacing dewasa

Selain bentuk larva, cacing ini bisa tumbuh dewasa dalam usus manusia, sehingga menimbulkan gejala klinis seperti mual, nafsu makan yang menurun, diare atau sembelit, bahkan sampai mengalami malabsorbsi zat makanan di usus serta yang terparah bisa menyebabkan obstruksi (sumbatan) pada usus. Bila cacing dalam jumlah besar menggumpal dalam usus dapat terjadi obstruksi usus (ileus), yang merupakan kedaruratan dan penderita perlu dibawa ke rumah sakit segera. 
Larva menjadi cacing dewasa di usus dalam waktu 2 bulan. Sering kali infeksi ini baru diketahui setelah cacing keluar spontan bersama tinja atau dimuntahkan.Cacing dewasa selain menetap di usus, bisa melakukan migrasi ke organ-organ dalam di tubuh manusia seperti empedu, usus buntu atau bronkus paru.

Menegakan diagnosa dilakukan dengan cara meilhat dari gejala klinis dan diagnose pasti akan ditegakan jika ditemukannya telur Ascaris lumbricoides dalam tinja yang tentunya yang dapat terlihat dengan pemeriksaan menggunakan pewarnaan tertentu dan hanya dapat dilihat dengan microscop.

Telur yang terdapat dalam tinja, dapat dilihat dengan mikroskop

Selain ditemukannya telur, diagnose dapat ditegakan dengan cara menemukan cacing gelang dewasa di dalam muntahan atau di dalam tinja penderita.


Jika semua telah terdiagnosa dengan pasti maka akan diberikan pengobatan untuk jenis cacing gelang ini seperti Pirantel pamoat, Mebendazol dan Levamisol. Dosis akan diberikan sesuai dengan petunjuk dokter. Jika cacingan ini tidak segera ditangani maka akan timbul komplikasi seperti reaksi alergi yang berat, pneumonitis, bahkan sampai pneumonia. Gejala yang paling ditakuti adalah ketika terjadinya penyumbatan usus oleh sekumpulan cacing dewasa yang penangannya dengan tindakan operasi.

Pengobatan akan terasa sia-sia jika kita tidak melakukan pencegahan, pencegahan yang digalakan di Indonesia seperti:

  1. Pengobatan masal 6 bulan sekali di daerah endemik atau di daerah yang rawan askariasis.
  2. Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman.
  3. Cuci tangan terlebih dahulu jika hendak makan dan lain sebagainya
  4. Mencuci sayuran segar dengan sangat bersih dan disiram dengan air panas sebelum dikonsumsi sebagai lalapan
  5. Buang air besar di jamban, tidak di kali atau di kebun.

Created by:
dr. N.Silvia Carolina

Minggu, 05 Januari 2014

Malaria


Malaria adalah penyakit infeksi yang bersifat akut maupun kronik, yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium yang ditandai dengan gejala khas demam, anemia dan splenomegali. Ketiga gejala ini ada pada malaria.




Plasmodium ini terdapat beberapa jenis yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium falciparum dan Plasmodium malariae. Masuknya protozoa ini diperntarai oleh nyamuk Anopheles, melalui gigitannya menularkan liur yang mengandung protozoa ini dan mengalir ke darah seterusnya menyebar keseluruh tubuh bahkan sampai ke otak.





Jika protozoa ini masuk ke aliran darah kemudian berkembang biak kemudian pecah sehingga mengeluarkan banyak merozoit, sehingga tibula gejala demam. Demam yang terjadi sangat khas pertama timbul gejala menggigil kemudian disusul dengan demam yang sangat tinggi lalu berkeringat.
Gejala klinis yang terlihat selain demam, dapat ditemukan seperti splenomegali, anemi karena penghancuran dari eritrosi yang berlebihan dan bisa ditemukan ikterus.


Demam pada malaria dapat membedakan jenis Plasmodium yang menginfeksi, karena demamnya tersebut dibagi menjadi malaria tersiana dan malaria quartana. Malaria tersiana adalah demam yang terjadi pada hari ketiga, laraia ini disebabkan oleh Plasmodium vivax dan ovale. Sedangkan malaria quartana disebabkan oleh Plasmodium malariae, demam muncul setiap hari ke 4.

Pada malaria ada isitilah yang disebut malaria laten yaitu waktu dimana penderita diluar serangan demam. Pada keadaan ini parasit tidak ditemukan di dalam aliran darah tepi penderita, tetapi bertahan masuk ke dalam jaringan hati.


Berbeda dengan relaps, relaps yaitu gejala infeksi yang timbul setelah serangan pertama, atau gejala demam terlihat kembali. Relaps terbagi menjadi dua, relaps jangka pendek yang timbul setelah 8 minggu dari serangan pertama hilang,dikarenakan parasit ini masuk kedalam sel darah merah penderita untuk berkembang biak kemudian pada waktu yang tepat memecahkan sel darah merah tersebut sehingga menyerang kembali di aliran darah penderita.
Relaps jangka panjang yang muncul setelah 24 minggu atau lebih setelah serangan pertama hilang hal ini disebabkan parasit tadi menempati sel jaringan hati untuk berkembang biak yang kemudian keluar kembali ke aliran darah sehingga menimbulkan gejala kembali.



Jika mengalami gejala demam khas seperti demam pada malari segeralah memeriksakan diri ke dokter, dokter dan petugas lainnya akan memerikda mulai dari gejala klinis hingga laboratorium. Dilaboratorium akan dilakukan pemeriksaan darah tepi untuk melihat keberadaan parasit dalam darah.


Setelah dilakukan pemeriksaan maka akan diberikan tatalaksana pada demam malaria. Tatalaksana malaria ini sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, karena pada malaria Falciparum dapat terjadi resistensi/ kekebalan terhadap obat malaria jenis lain. Obat malaria sendiri banyak yang sudah mengetahui seperti kina, klorokuin, amodiakuin, primakuin, pirimetamin dan proguanil. Obat-obat tersebut bebrbeda cara kerjanya, ada yang bisa mencegah terjadinya malaria seperti ketika kita akan mengunjungi daerah yang endemis malaria, masyarakat yang akan mengunjungi daerah yang endemis malaria akan dianjurkan meminum obat malaria sebelum-selama-setelah pulang dari daerah endemis tersebut, untuk mencegah terjadinya infeksi dan menyebarkannya ke daerah non endemis malaria.



Malaria dapat menjadi berat yang biasanya disebabkan oleh P. Falciparum yang memperlihatkan gejala keterlibatan susunan safar pusat (otak). Malaria yang menyerang otak akan memperlihatkan gejala seperti delirium, stupor, koma, tandaneurologis fokal dan kejang. Pada malaria berat yang diserang tidak hanya otak tetapi oragan tubuh dari penderita diserang diantaranya:
Saluran pencernaan: muntah, diare hebat, perdarahan saluran cerna dan malabsorbsi nutrisi.
Ginjal: kerusakan tubulus ginjal, hemaglobinuria (terdapat darah dalam urin) sampai gagal ginjal akut.
Hati: timbul gejala ikterus (kuning) karena ada gangguan dari fungsi hati, muntah hijau empedu karena komplikasi hati.
Paru: Edema paru
Gejala lainnya seperti: anemia berat, hiperpireksia (panas yang sangat tinggi), hipoglimeia (kadar gula darah yang turun), gejala black water fever (demam kencing hitam).
Pada kondisi malaria berat, penderita harus mendapatkan perawatan yang sangat intensif di rumah sakit karena dapt timbul syok dengan hipovolemia, gangguan ginjal dan lain sebagainya. Keadaan ini harus mendapat terapi yang lebih spesifik untuk mencegah keadaan yang lebih berat lagi, tatalaksana diantaranya dengan pemasangan infus untuk mencegah kekurangan cairan, jika dirasa butuh transfusi maka dokter akan mentransfusi penderita (karena malaria umumnya merusak sel darah merah). 
Pada malaria yang menyerang otak dapat menyebabkan pembengkakan pada jaringan otak yang biasanya terjadi penurunan kesadaran dan kejang, tatalaksana yang diberikan untuk mengurangi pembengkakan otak dan mencegah terjadinya kejang kembali. Dan tatalaksana yang diperlukan jikaa ada organ lain yang ikut terlibat diserang oleh malaria. 



Prognosis pada malaria untuk jenis malaria falciparum dapat menimbulkan komplikasi yang menyebabkan kematian. Jenis malaria lain dapat sembuh dengan pengobatan, jika tanpa pengobatan pada Plasmodium malariae akan sulit untuk sembuh dan memerlukan waktu yang lama.
Semoga bermamfaat informasi menganai malaria ini, tentunya kita lebih baik mencegah malaria hinggap dengan memberantas semua perantara penularannya. STOP MALARIA!!






Created by:
dr. N.Silvia Carolina

Demam Tifoid

Demam Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Indonesia merupakan negara endemik tifoid, yang dapat ditemukan sepanjang tahun dan inseden tertinggi ditemukan pada anak-anak. Demam ini ditularkan melalui air yang tercemar S. Typhi, akan tetapi yang paling sering adalah carier (pembawa demam tifoid yang tidak bergejala) menularkannya melalui makanan yang tercemar.


  • Endemik adalah suatu keadaan dimana penyakit secara menetap berada dalam masyarakat pada suatu tempat/populasi tertentu.
  • Carrier adalah seseorang yang tidak menunjukkan gejala atau memiliki penyakit aktif, tetapi membawa organisme menular dan dapat menularkan kepada orang lain.

Gejala yang terlihat ketika tubuh mulai terinfeksi oleh Salmonella typhy sangat bervariasi. Dalam minggu pertama gejala serupa dengan gelaja penyakit infeksi lainnya seperti demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, diare atau obstipasi, perasaan tidak enak diperut dan batuk. Ketika badan diperiksa didapatkan peningkatan suhu badan. Gejala khas pada penyakiy ini adalah panas lebih dari 7 hari, biasanya yang makin hari makin meninggi, sehingga pada minggu ke 2 panas tinggi terus menerus terutama pada malam hari.


Dalam minggu kedua gejala yang muncul lebih jelas berupa demam, bradikardi, lidah kotor ditangah tapi bagian tepi ujung merah serta gemetar, pembengkakan hati dan limpa, sampai bisa terjadi gangguan kesadaran sampai koma.

Jika timbul gejala demam seperti diatas segeralah ke dokter, untuk penegakan diagnosa oleh dokter dan diberikan terapi secepatnya. Penegakan diagnosis dilihat dari semua gejala dan diperiksa secara laboratorium, yang sering kita kenal dengan tes Widal pada minggu kedua hasil ini akan jelas terlihat positif.



Pengobatan pada penyakit ini menggunakan antibiotik karena disebabakan oleh kuman yang menginfeksi usus tubuh kita. Kemudian diberikan obat tambahan sesuai gejala yang terlihat seperti anti demam dan lain sebagainya. Antibiotik yang diberikan dokter harus dihabiskan karena sudah disesuaikan dengan dosis dan tingkat kekebalan dari bakteri agar tidak terjadi resistensi dari bakteri dikemudian hari. Wanita hamil tidak perlu cemas dengan terapinya karena ada jenis antibiotik yang kadarnya dalam batas aman untuk ibu hamil.


Selain pengobatan dengan menggunakan obat dari dokter, penderita disarankan untuk istrirahat (tirah baring) selama beberapa hari bebas demam.
Perlu juga menjaga kebersihan diri, tempat tidur, pakaian, perlatan makan dan makanan. Makanan yang dikonsusmsi selama demam yaitu bubur saring kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan penderita demam tifoid.


Demam tifoid ini memang sudah menjadi demam yang sering dijumpai tetapi adakalanya kita harus tetap waspada dengan segala komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini seperti: Perdarahan usus, perforasi usus, ileus paralitik, peradangan otot jantung, anemia, pneumonia, empiema, pleuritis, hepatitis, kolelitiasis dan lain sebagainya.
Pada penderita penyakit tifus yang berat, disarankan menjalani perawatan di rumah sakit. Antibiotika umum digunakan untuk mengatasi penyakit tifus. Waktu penyembuhan bisa makan waktu 2 minggu hingga satu bulan.


 by: 
dr. N.Silvia Carolina