Perbedaan HIV dengan AIDS
AIDS (acquired immuno deficiency syndrome) yaitu penyakit yang disebabkan
oleh virus yang dikenal dengan HIV (human immunodeficiency virus) yang
menyerang system kekebalan tubuh.
Virus ini masuk kedalam tubuh dan menyerang sel limfosit tubh yang
berperan sebagai pertahanan tubuh, penyakit ini akan berkembang menjadi AIDS. AIDS
adalah kondisi medis berupa sindrom yang muncul dalam stadium lanjut dari
infeksi HIV. Sebagian besar kasus penderita HIV yang tidak dilakukan penangan
HIV secara tepat akhirnya akan berkembang menjadi AIDS.
Tahap awal infeksi HIV, penderita tidak memiliki gejala selama beberapa
tahun, namun sebagian mengalami gejala mirip flu yang biasanya muncul 2-6 minggu
setelah terinfeksi HIV.
Gejala awalnya adalah:
-
Demam menggigil
-
Nyeri sendi dan otot
-
Sakit Tenggorokan
-
Berkeringat
-
Pembesaran kelenjar getah bening
-
Ruam pada kulit
-
Kelelahan
-
Kelemahan
-
Penurunan berat badan
Setelah beberapa mingggu gejala ini akan menghilang, tidak ada gejala
lanjutan selama beberapa tahun. Selama masa tidak bergejala ini, HIV terus
berkembang yang bisanya memakan waktu kurang lebih 10 tahun.
Kemudian masuk ke tahap akhir dari infeksi HIV, yang jika tidak diobati HIV
akan melemahkan penderita untuk melawan infeksi lainnya dari luar. Pada tahap ini dikenal dengan sebutan
AIDS.
Tanda-tanda telah memasuki tahap AIDS:
-
Penglihatan kabur
-
Diare terus menerus lama/kronis
-
Batuk kering
-
Demam diatas 37°C selama berminggu-minggu
-
Kelelahan terus menerus
-
Penurunan berat badan
-
Sesak napas
-
Pembengkakan kelenjar getah bening
-
Bintik-bintik putih di lidah/mulut (infeksi jamur dimulut)
Pada tahap ini biasa terjadi penyakit lain yang
dapat mengancam jiwa seperti infeksi susunan saraf pusat (meningitis), kanker
(baik itu kaknker di mulut, paru, usus dan sebagainya), toksoplasmosis dan
tuberkulosis. Penyakit-penyakit penyerta ini dapat masuk dan tanpa perlawanan
dari tubuh setelah tubuh terinfeksi oleh HIV, dengan demikian jika tidak
ditangani dengan tepat dan baik akan mengancam jiwa penderita HIV-AIDS.
Bagaimana HIV menyerang
Virus HIV termasuk dalam golongan retrovirus yang memiliki alur pembentukan
gen yang terbalik (berbeda dengan kebanyakan makhluk). Olehkarena itu cara
pembasmiannya berbeda dengan virus lain harus melalui cara khusus. Virus
merupakan makhluk yang sederhana namun dapat melebur dengan sel tubuh kita dan
menjadi parasit di tubuh sehingga dapat bereplikasi (menggendakan diri) menjadi
jumlah banyak untuk menyerang tubuh kita. Virus HIV ketika masuk kedalam tubuh
manusia, dia akan melebur masuk kedalam sel limfosit (yang fungsi seharusnya
untuk pertahanan tubuh manusia), menginfeksi sel tersebut dan membunuh sel ini.
Akibat dari matinya sel-sel limfosit ini maka seperti barisan tentara yang
melemah maka berdampak pada pertahanan tubuh kita, akhirnya bakteri atau kuman
lainpun yang sifatnya ringan (pada awalnya) maka akan dengan mudah menginfeksi
tubuh dan tak mampu diusir dari tubuh. Dengan lumpuhnya pertahanan tubuh maka
kuman-kuman lain akan mudah masuk seperti pneumocytis carinii, tuberkulosis,
citomegalovirus, kanker dan tubuh kita tak bisa melawannya akibat sel limfosit
kita yang terus menurun oleh HIV (ditandai dengan pemeriksaan CD4).
Penderita akan lebih mudah terkena diare kronik, demam berkepanjangan,
penyakit paru-paru seperti tuberkulosis, terkadang sampai terjadi infeksi otak
yang menimbulkan penurunan kesadaran. Gejala tersebut dapat berlangsung 5 sampai 10 tahun setelah infeksi HIV
pertama kali.
Cara penularan HIV
HIV hanya bisa menular melalui darah, cairan sprema dan cairan vagina, yang
masuk melalui selaput kulit dan sampai ke pembuluh darah. Proses penularan
dapat terjadi melalui:
- Hubungan
seks dengan penderita, baik melalui vagina, anus ataupun oral
- Penggunaan
jarum suntik bekas penderita HIV-AIDS
- Penularan
dari ibu (penderita HIV) kepada anak yang dilahirkannya
Penularan dari ibu ke anak melalui plasenta 20%,
melalui persalinan normal 70% dan melalui ASI sekitar 20%.
- Transplantasi
organ atau penggunaan alat kesehatan yang tidak steril (misalkan melalui
peralatan pembedahan atau pengobatan gigi)
- Transfusi
darah yang tercemar oleh darah pengidap HIV misalkan dari jarum suntik
yang dipakai bersamaan atau si pendonor yang mengidap penyakit HIV
Penularan HIV tidak dapat terjadi melalui:
- Keringat
atau air mata penderita
- Berbagi
makanan, menggunakan handuk, kolam renang, bantal, kasur, telepon atau
dudukan toilet yang digunakan penderita.
- Digigit
nyamuk atau serangga yang juga menggigit penderita HIV
Bagaimanapun mengerikannya infeksi HIV, alangkah lebih indah jika kita memberikan motivasi dan merangkul para penderita serta memerangi sumbernya penyebabnya, karena sebagian dari mereka adalah wanita (ibu rumah tangga) dan anak-anak yang tidak tahu menau bagaimana mendapat infeksi tersebut. Perangilah penyakitnya bukan penderitnya.
created by:
dr. N. Silvia Carolina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar