Saya akan membahas satu persatu
penyebab penyakit cacingan ini, tetntunya dengan berbeda penyebab berbeda pula
jenis penyakitnya. Kita mulai dengan cacing yang sering dijumpai yaitu cacing
gelang atau dengan bahasa latin Ascaris lumbricoides yang akan
menimbulkan penyakit bernama askariasis.
Askariasis
Askariasis adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh Ascaris lumbricoides (cacing gelang). Askariasis adalah penyakit
kedua terbanyak yang disebabkan oleh parasit. Cacing ini masuk kedalam tubuh manusia dalam
bentuk telur yang matang yang biasanya terdapat pada sayur-sayuran yang
terkontaminasi oleh tinja manusia yang terinfeksi cacing gelang ini.
Daur hidup Ascaris lumbricoides
Telur cacing
yang tertelan akan masuk kedalam saluran cerna yang kemudian menetas dan
menjadi larva cacing kemudian menembus dinding usus, larva cacing ini masuk ke sirkulasi paru yang
dapat menyebabkan gejala batuk, demam, eosinofilia, pneumonitis
askaris dan jika paru-paru kita foto dengan rontgent
akan terlihat gambaran infiltrat di paru yang disebut sindrom Loeffler.
Cacing dewasa
Selain
bentuk larva, cacing ini bisa tumbuh dewasa dalam usus manusia, sehingga
menimbulkan gejala klinis seperti mual, nafsu makan yang menurun, diare atau
sembelit, bahkan sampai mengalami malabsorbsi zat makanan di usus serta yang
terparah bisa menyebabkan obstruksi (sumbatan) pada usus. Bila
cacing dalam jumlah besar menggumpal dalam usus dapat terjadi obstruksi usus
(ileus), yang merupakan kedaruratan dan penderita perlu dibawa ke rumah sakit
segera.
Larva menjadi cacing dewasa di usus dalam waktu
2 bulan. Sering kali infeksi ini baru diketahui setelah cacing keluar spontan
bersama tinja atau dimuntahkan.Cacing dewasa
selain menetap di usus, bisa melakukan migrasi ke organ-organ dalam di tubuh
manusia seperti empedu, usus buntu atau bronkus paru.
Menegakan diagnosa dilakukan dengan cara meilhat dari
gejala klinis dan diagnose pasti akan ditegakan jika ditemukannya telur Ascaris
lumbricoides dalam tinja yang tentunya yang dapat terlihat dengan
pemeriksaan menggunakan pewarnaan tertentu dan hanya dapat dilihat dengan
microscop.
Telur yang terdapat dalam tinja, dapat dilihat dengan mikroskop
Selain
ditemukannya telur, diagnose dapat ditegakan dengan cara menemukan cacing
gelang dewasa di dalam muntahan atau di dalam tinja penderita.
Jika semua
telah terdiagnosa dengan pasti maka akan diberikan pengobatan untuk jenis
cacing gelang ini seperti Pirantel pamoat, Mebendazol dan Levamisol. Dosis akan diberikan
sesuai dengan petunjuk dokter. Jika cacingan ini tidak segera ditangani maka
akan timbul komplikasi seperti reaksi alergi yang berat, pneumonitis, bahkan
sampai pneumonia. Gejala yang paling ditakuti adalah ketika terjadinya
penyumbatan usus oleh sekumpulan cacing dewasa yang penangannya dengan tindakan
operasi.
Pengobatan akan terasa sia-sia jika kita tidak melakukan pencegahan, pencegahan yang digalakan di Indonesia seperti:
- Pengobatan masal 6 bulan sekali di daerah endemik atau di daerah yang rawan askariasis.
- Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman.
- Cuci tangan terlebih dahulu jika hendak makan dan lain sebagainya
- Mencuci sayuran segar dengan sangat bersih dan disiram dengan air panas sebelum dikonsumsi sebagai lalapan
- Buang air besar di jamban, tidak di kali atau di kebun.
Created by:
dr. N.Silvia Carolina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar