Penyakit Diare merupakan penyakit yang menjadi penyebab
kematian terbanyak pada bayi maupun anak dibawah lima tahun. Pengelolaan penyakit diare
difokuskan kepada pencegahan terjadinya dehidrasi dan yang diakibatkan oleh
dehidrasi.
Diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar dan
berubahnya konsistensi BAB menjadi lebih lunak atau bahkan cair. Diare dapat dibagi berdasarkan penyebabnya
seperti diare cair dan diare berdarah. Jika berdasarkan lamanya menjadi diare
akut dan diare persisten. Selain dari penyebab diare ada faktor yang termasuk
penting seperti kondisi penderitanya antara lain gizi yang kurang/buruk,
kekurangan imunitas dan usia balita.
Berdasarkan penyebabnya, diare akut disebabkan oleh virus.
Diare karena virus (Rotavirus) umumnya bersifat self limiting
atau kata lain bisa sembuh dengan kekebalan tubuh yang ada dalam tubuh. Jadi
pada kasus ini hal yang terpenting adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang
menjadi penyebab utama kematian. Selain dehidrasi diatasi, pantau juga asupan
nutrisi untuk mencegah gangguan pertumbuhan akibat diare.
Mengapa dehidrasi itu sangat berbahaya karena selama episode
diare terjadi pengeluaran cairan dan elektrolit seperti potassium, sodium,
bikarbonat dari tubuh. Sehingga keseimbangan cairan dan kadar asam basa tubuh
dan didarah sangat tidak seimbang.
Membedakan diare cair dan disentri:
Diare cair akut: buang air besar lembek atau cair bahkan
dapat berupa air saja dengan frekuenssi lebih dari 3 kaliatau lebih sering dari
biasanya dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari.
Disentri: diare akut yang tinjanya ditemukan darah terlihat
secara kasat mata. Diare berdarah sering disebut sebagai sindrom disentri.
Sindrom disentri terdiri dari kumpulan gejala diare dengan darah dan lendir
dalam feses dan adanya nyeri perut serta kembung.
Penyebab disentri adalah Shigella, Salmonella, Campylobacter
jejuni, Escheria coli dan Entamoeba hystolitica. Disentri berat umumnya
disebabkan oleh Shigella dysentri, Salmonella dan Enteroinvasive E.coli.
Bakteri menempel
dan berkembang biak di dalam usus halus. Penempelan di mukosa usus terjadi
perubahan epitel usus yang menyebabkan pengurangan kapasitas penyerapan dan
pengeluaran cairan. Racun yang dikeluarkan oleh bakteri menghambat fungsi sel
epitel, mengurangi penyerapan natrium, meningkatkan pengeluaran klorida. Pada
bakteri yang invasif dapat menyebabkan diare berdarah karena perusakan epitel
usus.
Tanda Dehidrasi:
Dehidrasi Tak
Berat:
-
Anak Gelisah/ Rewel
-
Mata Cowong
-
Anak Kehausan atau sangat haus (minta minum)
-
Cubitan kulit perut kembali dengan lambat
Dehidrasi Berat:
-
Penurunan Kesadaran/ Anak malas lemas sulit dibangunkan
-
Mata Cowong
-
Anak tidak bisa minum atau malas minum
-
Cubitan diperut kembali sangat lambat
Apabila terdapat
dehidrasi maka lakukan Lintas Tatalaksana:
- Rehidrasi: pemberian cairan
- Asupan Nutrisi
- Suplementasi Zinc
- Jika perlu Antibiotik (jika sudah
terdiagnosa penyebabnya oleh dokter)
Mengobati Diare
di Rumah
-
Berikan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti oralit, makanan cair
(sup, air tajin) dan jika terdapat oralit berikan oralit pada anak, dengan
catatan air matang.
-
Berikan cairan (sup, air tajin) sebanyak anak mau dan oralit setiap anak
BAB
-
Teruskan cairan sampai diare berhenti
-
Berikan zinc pada anak (cari zinc di puskesmas terdekat) untuk anak kurang
6 bulan berikan zinc setengah tablet sehari, jika lebih dari 6 bulan satu
tablet sehari.
-
Zinc diberikan sampai 14 hari berturut-turut.
-
Zinc bisa dilarutkan dengan air matang, ASI, atau Oralit. Atau jika anak
bisa mengunyah maka biarkan anak mengunyahnya.
-
Jika anak masi ASI teruskanlah ASI. Jika anak minum susu maka berikanlah susu.
-
Jika anak lebih dari 6 bulan: berikan bubur campur dengan kacang-kacangan,
sayuran, daging atau ikan. Berikan 2 sendok teh minyak sayur.
-
Berikanlah pisang halus untuk menambah kalium.
-
Berikanlah makanan sedikitnya 6 kali sehari.
Jika anak tidak
membaik dalam waktu 3 hari dengan gejala berikut segeralah bawa ke puskesmas
terdekat:
-
Buang air besar cair lebih sering
-
Muntah
-
Rasa haus terus menerus
-
Makan minum sedikit atau tidak mau sama sekali
-
Demam
-
Tinja berdarah.
Cara Pemberian
Oralit:
- Larutkan 1 bungkus Oralit pada 1
liter air matang. Untuk persediaan 24 jam.
- Untuk anak Kurang dari 2 tahun:
berikan 100 cc setiap kali BAB
- Untuk anak Lebih dari 2 tahun:
berikan 200 cc tiap kali BAB
- Jika dalam 24 jam oralit masih
tersisa, buang sisanya.
- Bila anak muntah tunggulah 10 menit.
Kemudian berikan lagi oralitnya misalnya 3 sendok tiap menit.
Penulis:
dr. N. Silvia Carolina
mantap bu dokter :) nice info
BalasHapus