Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90
mmHg (Wilson LM, 1995). Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah
yang memberi gejala yang berlanjut untuk
suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung
dan untuk otot jantung. Hipertensi
dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi esensial dan hipertensi sekunder. Penggolongan
ini diatur berdasarkan penyebab terjadinya hipertensi.
Sampai saat ini penyebab hipertensi esensial tidak diketahui dengan
pasti. Hipertensi ini disebabkan
berbagai faktor yang saling berkaitan. Hipertensi sekunder disebabkan oleh
faktor lain seperti kerusakan ginjal, gangguan obat tertentu, stres akut,
kerusakan prmbuluh darah dan lain-lain.
Faktor-faktor yang dapat memicu timbulnya hipertensi dibagi menjadi
dua golongan. Yang pertama faktor yang tidak bisa dimodifikasi seperti faktor
genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Yang kedua faktor yang dapat kita
modifikasi dengan kata lain kita dapat mencegah timbulnya hipertensi dengan
mengubah polanya seperti stres, obesitas, nutrisi dan gaya hidup.
Tekanan darah diklasifikasikan berdasarkan pada pengukuran
rata-rata dua kali atau lebih pengukuran pada dua kali atau lebih kunjungan
anda ke dokter.
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang mengancam nyawa, dimana
telah terjadi kerusakan organ target seperti ginjal, otak , mata dan lain
sebagainya.
Gejala Hipertensi:
Hipertensi
ringan atau sedang umumnya tiddak menimbulkan gejala yang terlihat. Gejala
hipertensi akan timbul dan terlihat apabila tekanan darah tinggi dirasakan
semakin berat atau pada suatu keadaan yang krisis dari tekanan darah itu
sendiri. Gejala hipertensi
yang semakin berat dan kian lama dirasakan akan menampakkan gejala seperti :
- Sakit kepala
- Sering merasa pusing yang terkadang dirasakn sangat berat
- Nyeri perut
- Muntah
- Anoreksia
- Gelisah
- Berat badan turun
- Keluar keringan secara berlebihan
- Epistaksis (mimisan)
- Palpitasi (debar-debar)
- Poliuri (sering pipis)
- Proteinuri (protein dalam urin)
- Hematuri (pipis berdarah)
- Retardasi pertumbuhan
- Sering merasa pusing yang terkadang dirasakn sangat berat
- Nyeri perut
- Muntah
- Anoreksia
- Gelisah
- Berat badan turun
- Keluar keringan secara berlebihan
- Epistaksis (mimisan)
- Palpitasi (debar-debar)
- Poliuri (sering pipis)
- Proteinuri (protein dalam urin)
- Hematuri (pipis berdarah)
- Retardasi pertumbuhan
Pada gejala hipertensi yang semakin kronis akan
muncul gejala, seperti :
- Ensefalopati hipertensif- Hemiplegi (lumpuh sebelah)
- Gangguan penglihatn dan pendengaran
- Pareses dan facialis (lumpuh wajah)
Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan
penglihatan dan penyakit ginjal. Hipertensi
yang tidak diobati akan mempengaruhi semua sistem organ dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar
10-20 tahun. Dengan pendekatan sistem
organ dapat diketahui komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi, yaitu
: Gagal jantung kongestif, Angina pectoris, Infark miokard, Ensefalopati
hipertensif (otak), Gagal ginjal kronis, pada Mata terjadi Retinopati hipertensif dan Penyakit pembuluh darah perifer.
Komplikasi yang terjadi pada hipertensi pada mata berupa perdarahan
retina, gangguan penglihatan sampai
dengan kebutaan. Pada otak sering
terjadi perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya mikroaneurisma yang dapat mengakibakan kematian. Kelainan lain
yang dapat terjadi adalah proses tromboemboli
dan serangan iskemia otak sementara (Transient Ischemic Attack/TIA) (Anggreini
AD et al, 2009).
Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah:
- Target tekanan darah yaitu <140/90 mmHg dan untuk individu berisiko tinggi seperti diabetes melitus, gagal ginjal target tekanan darah adalah <130/80 mmHg.
- Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler.
- Menghambat laju penyakit ginjal.
Terapi dari hipertensi terdiri dari terapi non farmakologis dan
farmakologis seperti :
Terapi Non Farmako logis
- Menurunkan berat badan bila status gizi berlebih. Peningkatan berat badan di usia dewasa sangat berpengaruh terhadap tekanan darahnya. Oleh karena itu, manajemen berat badan sangat penting dalam pencegahan dan kontrol hipertensi.
- Meningkatkan aktifitas fisik. Orang yang aktivitasnya rendah berisiko terkena hipertensi 30-50% daripada yang aktif. Oleh karena itu, aktivitas fisik antara 30-45 menit sebanyak >3x/hari penting sebagai pencegahan primer dari hipertensi.
- Mengurangi asupan natrium (garam). Apabila diet tidak membantu dalam 6 bulan, maka perlu pemberian obat anti hipertensi oleh dokter.
- Menurunkan konsumsi kafein dan alcohol. Kafein dapat memacu jantung bekerja lebih cepat, sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Sementara konsumsi alkohol lebih dari 2-3 gelas/hari dapat meningkatkan risiko hipertensi.
Terapi Farmakologis : yang diberikan oleh dokter sesuai dengan
jenis hipertensinya, baik itu ringan, sedang, berat maupun maligna.
Penulis:
dr. N. Silvia Carolina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar